Penderita diabetes boleh puasa tidak ya? Jawabannya, Ya, asalkan mampu menjaga agar kadar gula darah berada dalam keadaan normal dan tubuh tidak lemas.
Orang yang memiliki diabetes harus bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan baik. Karena saat puasa kadar gula darah akan turun yang menyebabkan insulin berkurang dan hormon yang kerjanya berkebalikan dengan insulin justru meningkat seperti glukagon dan adrenalin yang berfungsi memecah glikogen sehingga memicu pembentukan keton dari hasil pemecahan non-karbohidrat. Untuk itu lakukan kontrol sebelum puasa untuk mengetahui apakah ia boleh melakukan puasa atau tidak.
Ada hal-hal khusus yang harus diingat oleh diabetesi dalam berpuasa. Diabetesi yang tidak dapat mengontrol gula darahnya dengan baik yang ditandai dengan kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl atau kadar gula darah dua jam setelah makan 180 mg/dl dianjurkan tidak berpuasa. Begitu juga diabetesi yang sedang hamil atau menyusui atau rentan mengalami hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari 60 mg/dl) disarankan untuk tidak berpuasa. Diabetesi dengan komplikasi diabetes yang berat seperti dengan penyakit ginjal, penyakit hati atau penyakit jantung harus hati-hati dalam berpuasa.
Anda dapat berpuasa dengan aman bila:
- Anda telah meminta saran dokter mengenai kondisi kesehatan Anda dan mendapatkan obat-obatan yang sesuai selama berpuasa.
- Anda dapat mengendalikan diri tidak mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan pada saat berbuka dan sahur.
Anda sebaiknya tidak berpuasa bila:
- Diabetes Anda tidak terkelola dengan baik.
- Anda memiliki komplikasi diabetes serius seperti penyakit jantung atau hipertensi.
- Anda sedang hamil atau menyusui.
- Anda memerlukan pengawasan atau perawatan harian (seperti pada lansia atau mereka yang memiliki masalah kesadaran atau pemahaman).
- Anda sedang sakit dengan kondisi temporer seperti flu dan lainnya yang cukup berat.
- Anda memiliki riwayat diabetik ketoasidosis (kedaruratan yang terjadi saat gula darah tidak tersedia sebagai sumber tenaga sehingga tubuh senyawa keton sebagai penggantinya)yang ditandai dengan muntah-muntah atau dehidrasi.
- Rentan pingsan karena hipoglikemik (gula darah sangat rendah) yang ditandai dengan pusing, berkeringat, dan kebingungan
- Mengalami hiperglikemik (gula darah sangat tinggi).
Beberapa tips berpuasa bagi penderita diabetes
- Mintalah saran dokter sebelum dan selama berpuasa, karena mereka mungkin akan mengubah atau mengganti obat yang harus Anda konsumsi.
- Untuk memenuhi kebutuhan energi, bisa konsumsi makanan dengan perbandingan 40% energi untuk sahur, 10%-20% untuk berbuka puasa, dan 40% setelah tarawih.
- Jangan menghentikan pengobatan, tetapi dosis dan waktunya harus disesuaikan dengan waktu berpuasa.
- Usahakan untuk menambah porsi makanan yang lambat dicerna seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah segera setelah berbuka.
- Usahakan untuk makan sahur sedekat mungkin dengan waktu imsak/subuh, bukannya di tengah malam. Hal ini akan membuat gula darah lebih terjaga selama masa berpuasa.
- Pantaulah kadar gula darah Anda secara ketat, misalnya tiga jam setelah berbuka atau sebelum makan sahur dan di siang hari. Hasil pengukuran dapat menunjukkan bagaimana tubuh Anda beradaptasi terhadap rutinitas baru.
- Minumlah banyak air tawar di malam hari. Kurangi konsumsi teh dan kopi karena cenderung merangsang keluarnya air seni sehingga memicu dehidrasi di siang hari.
Bila Anda mengalami gejala kadar gula rendah (hipoglikemi) seperti pusing, berkeringat, gelisah, gemetar, lemah atau bingung, sebaiknya segera berbuka dengan minuman bergula yang diikuti makanan kaya karbohidrat.
Setelah Ramadhan, kunjungi dokter untuk memastikan kadar gula darah Anda terkelola dengan baik dan apakah obat-obatan yang diberikan perlu disesuaikan kembali.